Jumat, 26 Februari 2016

MAKALAH SOSIOLOGI KEBUDAYAAN MASYARKAT



MAKALAH SOSIOLOGI
 KEBUDAYAAN MASYARKAT




KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT, Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun dari berbagaibuku dari perpustakaan. Kami juga berharap makalah ini dapat membantu proses pembelajaran. Makalah ini berisi tentang Kebudayaan Masyarakat.Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan maupun kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Kami harapkan kritik dan saran dari pemakai makalah ini. Pada kesempatan ini, Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nuriyati Samatan selaku dosen pembimbing mata kuliah pengantar sosiologi dan semua pihak yang turut serta baik moral maupun material sehingga makalah ini dapat terwujud. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat, dan berperan penting sesuai fungsinya.








Depok, 10 September 2015

Penyusun


i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
1.      Arti Kebudayaan .......................................................................................................... 2
2.      Arti Masyarakat ........................................................................................................... 3
3.      Unsur Kebudayaan Universal ...................................................................................... 4
4.      Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat ......................................................................... 5
5.      Kebudayaan Sebagai Sistem Norma ............................................................................ 6
6.      Ethnosentrisme ............................................................................................................. 7
7.      Xenosentrisme .............................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 8
1.      Kesimpulan ................................................................................................................. 8
2.      Saran ........................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................9





ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Latar belakang kami membuat makalah ini yaitu, sebagai sarana menambah pengetahuan tentang kebudayaan masyarakat, yang sebagaimana dari kewajiban kami untuk memahami materi-materi di mata kuliah ini.

B.     Tujuan Makalah
Kebudayaan memang sangat berperan erat dengan masyarakat. Dengam mempelajari Kebudayaan masyarakat dapat diketahui bahwa kebudayaan tidak akan berjalan hingga saat ini jika tanpa adanya masyarakat, dan setiap masyarakat membutuhkan kebudayaan untuk menunjukan identitas mereka, bersosialisasi. Kebudayaan dapat juga menjadi wadah penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam dunia pendidikan kebudayaan adalah penunjang yang bertujuan memperkenalkan macam-macanm kebudayaan , dengan cara ini diharapkan para generasi penerus dapat mempelajari dan mengetahui makna kebudayaan, Dengan membahas materi tentang kebudayaan masyarakat diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap kebudayaan.

C.     Rumusan Masalah
Apakah pengertian dari kebudayaan dan masyarakat?
Apakah pengertian dari Unsur kebudayaan Universal dan apa saja yang ada pada unsur tersebut?
Apa fungsi kebudayaan bagi masyarakat?
Apa maksud kebudayaan sebagai sistem norma?
1
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Arti Kebudayaan

Apabila kita bertanya mengenai apakah yang membedakan manusia dari hewan secara, maka jawabannya adalah bahwa yang membedakan manusia dan hewan secara fundamentil adalah, bahwa manusia itu mampu berbudaya, sedangkan hewan tidak. Adapun apa yang dimaksud dengan kebudayaan itu, telah banyak sarjana-sarjana ilmu sosial yang mencoba menerangkan, atau setidak-tidaknya telah menyusun definisinya. Ada dua sarjana antropologi A.L Kroeber dan C. Kluckhohn, yang pernah mengumpulkan sebanyak mungkin definisi-definisi tentang paham kebudayaan. Kroeber dan Kluckhohn menganalisa ke 160 definisi itu mencari intinya dan mengklarifikasinya dalam berbagai golongan, dan kemudian hasil penyelidikan itu diterbitkan sebagai kitab bernama: ‘’Culture, A critical Review of Concepts and Definitions (1952)
                  Adapun ahli antropologi yang merumuskan definisi tetntang kebudayaan secara sistematis dan illmiah adalah E.B Tylor, yang menulis dalam bukunya yang terkenal Primitive Culture, bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum, adat-istiadat dan kemampuan yang lain seta kebiasaan yang didapatoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
                  Definisi lain tentang kebudayaan dikemukakan oleh R. Linton dalam bukunya: ‘’The Cultural background of personality’’, bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil  dari tingkah laku,yang unsur-unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.

2

C. Kluckhohn dan W.H Kelly mencoba merumuskan definisi tentang kebudayaan sebagail hasil dari tanya jawab antara ahli-ahli antropologi, ahli hukum, ahli psikologi, ahli ekonomi, ah li sejarah dan seorang filsuf. Dan rumusan itu berbunyi bahwa kebudayaan adalah pola untuk hidup yang tercipta dalam sejarah,
yang explisit, implisit, irasionil, dan nonrasionil, yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang berpotensi bagi tingkah laku manusia.

2.      Arti Masyarakat

Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan existensi masyarakat itu dimungkinkan oleh adanya kebudayaan. Untuk memahami arti kebudayaan yang sedalam-dalamya itu kita harus mengerti seluk beluk masyarakat, dan sebaliknya untuk mendapatkan wawasan yang luas tentang masyarakat kita harus memahami hakekat daripada kebudayaan.
      Seperti halnya dengan definisi tentang kebudayaan yang banyak jumlahnya, demikian pula kita dapati jumlah definisi tentang masyarakat yang tidak sedikit. Karena pada akhirnya yang penting untuk memahami masyarakat adalah pengurahan dan analisanya, maka sebenarnya jumlah definisi tidaklah amat penting. Definisi adalah sekedar alat yang ringkas untuk memberikan batasan-batasan mengenai sesuatu persoalan atau pengertian ditinjau dari sudut tertentu.Dan definisi itu gunanya adalah sebagai permulaan dari kata analisa. Analisa inilah yang memberikan arti yang jernih dan kokoh dari sesuatu pertian.
      Sebelum kita menguraikan arti tentang masyarakat itu baiknya dikemukakan disini beberapa definisi mengenai masyarakat itu. Linton, seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. M.J Herskovite menulis, bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang

3

diorganisasikan yang mengikuti satu cara hidup tertentu. J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan, bahwa masyarakat itu adalah kelompok manusia yang tersebar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil. Selanjutnya seorang ahli sosiologi Belanda S.R Steinmetz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar yang meliputipengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyaihubunga erat dan teratur.

3.      Unsur kebudayaan Universal

Unsur – Unsur yang pokok atau besar daripada kebudayaan, lazim disebut cultural universal, istilah mana menunjukkan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan dimanapun dimanapun di dunia ini. Para sarjana ilmu antropologi yang membahas persoalan tersebut secara lebih mendalam, belum mempunyai pandangan yang seragam yang dapat diterima mengenai apa yang termasuk dalam unsur-unsur yang universal tersebut. Seorang antropologi yang pernah disebut dimuka, yaitu C. Kluckhon di dalam sebuah hasil karyanya yang berjudul Universal Categories of Culture telah menguraikan ulasan mengenai hal itu. Inti pendapat-pendapat yang dianggap sebagai cultural universal yaitu :
-          Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat alat rumah tangga senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya)
-          Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya)
-          Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
-          Bahasa (lisan maupun tertulis)
-          Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan sebagainya)

4
-          Sistem pengetahuan
-          Religi (sistem kepercayaan)
Kebudayaan universal tersebut di atas, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai contoh, cultural universal pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencangkup kegiatan- kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dan lain lain. Kesenian meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain lain.

4.      Fungsi kebudayaan bagi masyarakat

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggota masyarakat, seperti misalnya kekuatan alam dimana dia bertempat tinggal, maupun kekuatan kekuatan lainnya didalam masyarakat itu sendiri, yang tidak selalu baik baginya.
Hasil karya dari masyarakat, menimbulkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsur:
-          Alat-alat produktif
-          Senjata
-          Wadah
-          Makanan dan minuman
-          Pakaian dan perhiasan
-          Tempat berlindung dan perumahan
-          Alat-alat transportasi
Dalam tindakan-tindakannya untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas –batas untuk melindungi dirinya. Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang hingga kini masih rendah taraf kebuyannya.
5
Misalnya suku bangsa bangsa Kubu yang tinggal di pedalaman daerah Jambi, masih bersikap menyerah terhadap lingkungan alamnya.

Tapi pada dasarnya fungsi kabudayaan bagi masyarakat adalah untuk memelihara seluruh proses dalam masyarakat. Seperti menyatukan masyarakat untuk mencapai stabilitas. Hal itu terwujud melalui nilai nilai inti sebagai pedoman kehidupan bersama. Lebih lanjut, kebudayaan memungkinkan masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan fisik maupun non –fisik.

5.      Kebudayaan sebagai sistem norma

Kebudayaan berarti menyangkut aturan yang harus diikuti- maka kebudayaan menentukan standar perilaku. Sebagai contoh, untuk bersalaman kita menggunakan tangan kanan; untuk menganggaruk kepala boleh menggunakan tangan kiri atau kanan. Karena kebudayaan kita tidak memiliki norma untuk menggaruk kepala. Lalu istilah norma memiliki dua kemungkinan arti. Suatu norma budaya adalah suatu konsep yang diharapkan ada. Kadang norma statis dianggap sebagai kebudayaan yang nyata. Norma statis sering disebut sebagai sesuatu ukuran dari perilaku yang sebenarnya distetujui atau tidak. Norma kebudayaan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan suatu citra kebudayaan tentang bagaimana seharusya seseorang bersikap.
Berbagai masyarakat telah mencoba sebagai macam pola yang dapat dilaksanakan. Sebagai contoh, suatu masyarakat mencoba makan sambil berdiri, duduk dilantai, duduk dikursi atau jongkok di lantai. Mereka boleh makan bersama, atau masing-masing sendiri. Boleh menggunakan tangan, sendok; boleh memulai dengan minum anggur, makan soup atau tidak keduanya. Melalui coba coba situasi kebetulan, atau beberapa pengaruh pada salah satu kemungkinan, mengulanginya dan menerimanya sebagai cara yang wajar untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Lalu generasi baru menyerap kebiasaan tersebut. Mereka terus-menerus melihat cara berperilaku tertentu. Mereka yakin itulah cara yang benar.
6
6.      Ethnosentrisme

Etnosentrisme dapat diartikan sebagai pandangan bahwa kelompoknya sendiri adalah pusat dari segalanya dan semua kelompok lain dibandingkan dan dinilai sesuai dengan standar kelompok sendiri. Atau secara bebas bisa dikatakan etnosentrisme adalah kebiasaan setiap kelompok untuk menganggap kebudayaan kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik. Kita bisa mengansumsikan tanpa pikir atau argumen bahwa masyarakat kita merupakan masyarakat “progresif” sedangkan masyarakat di luar dunia “terbelakang”, kesenian kita indah, sedangkan kesenian lain aneh. Etnosentrisme membuat kebudayaan kita sebagai patokan untuk mengukur baik buruknya, tinggi rendahnya, dan benar atau ganjilnya dalam kebudayaan lain. Ini sering dinyatakan dalam ungkapan orang orang terpilih, ras unggul, penganut sejati, dan sebagainya.

7.      Xenosentrisme

Istilah ini berarti suatu pandangan yang lebih menyukai hal-hal yang berbau asing. Ini adalah kebalikan yang tepat dari kata etnosentrisme. Ada banyak kebanggaan bagi orang-orang tertentu ketika mereka membayar mahal untuk barang-barang impor dengan asumsi bahwa segala yang datang dari luar negeri lebih baik.









7
BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan

Hubungan masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai Dwi tunggal yang artinya walaupun dari kedua tersebut berbeda tetapi tetap dalam kesatuan. Kebudayaan adalah identitas dari suatu masyarakat dan Kebudayaan yang mengatur kehidupan masyarakat yang sesuai dengannya.

2.      Saran

Manusia tidak akan hidup jika tanpa kebudayaan karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia itu mau melestarikan kebudayaan.Maka dari itu kita sebagai manusia harus selalu menjaga kebudayaan.









8
DAFTAR PUSTAKA

Hammond, Peter B. 1971. An introduction to Cultural and Social Anthropology. London: Collier Macmillan Publisher.
Harris, Malvin. 1991. Cultural Anthropology third edition. New York: Harper Collins Publisher, Inc.
Harjono. 1972. Pengantar Antropologi Edisi Baru.Bandung: Binatjipta.
Haviland, William A. 1975. Cultural anthropology. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Horton, Paul B., Chester L. Hunt. 1987. Sosiologi. Diterjemahkan oleh: Aminuddin. Jakarta: Erlangga.
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Soekanto, Soerjono. 1986. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi, Suatu Pengantar edisi empat. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Soemardjan, Selo 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sunarto Kamanto. 2004. Pengantar sosiologi edisi revisi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universtas Indonesia.




9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar